MENJADI GURU YANG EFEKTIF
Bagaimana Mencapai Pengembangan Baru Melalui Membaca dan Menulis)
Salah satu kritik paling menarik terhadap sekolah umum yang pernah ditemukan adalah Building a new structure for leadership. Hal ini menjadi faktor utama yang berdampak sangat besar bagi para guru. Pembelajaran dan juga peluang pendidikan serta kehidupan adalah sama pentingnya.
Pembatasan telah mencegah para guru melihat status quo ini secara jelas dan gamblang dalam mengenali bahwa "sebagiaian besar sekolah" memang tidak memberikan instruksi pengajaran yang efektif. Fakta ini menghalangi para guru untuk memasuki "era efektivitas baru" tersebut.
Dalam hal ini kami para guru SMA Katolik Theodorus Kotamobagu mengadakan suatu kegiatan rutin yaitu kami mencoba untuk membedah suatu buku yang berjudul Menjadi Guru Yang Efektif : Bagaimana Mencapai pengembangan Baru Melalui Membaca dan Menulis.
Sebelum itu marilah kita lihat Fakta yang terekam:
* Tingkat literasi
Dalam sekolah yang baik pun para siswa hanya membaca sebagian kecil dari yang mereka butuhkan bagi perkembangan intelektual mereka. Dan mereka jarang menulis. Hanya sedikit sekali siswa yang menunjukkan kemampuan membaca secara kritis atau menulis secara efektif.
* Kurikulum
Di sebagian besar sekolah guru yang paling berbakat dan berupaya keras sekalipun biasanya tidak mengikuti kurikulum yang berlaku. Terlepas dari adanya perbaikan kecil di sini, para guru masih berada pada sistem yang memungkinkan mereka untuk mengajarkan hal yang mereka inginkan, tanpa memandang nilai penting atau skala prioritasnya, berbeda dengan kurikulum yang disepakati atau koheren.
* Pengawasan Instruktural
Pada umumnya sedikit sekali kelalaian atas instruksi pengajaran yang berdampak pada kualitasnya. Para pengurus sekolah tidak memiliki mekanisme bersama formal yang dapat digunakan untuk mengukur konten yang benar-benar diajarkan guru atau efektivitas mereka dalam mengajarkan konten tersebut secara akurat.
* Kerja Tim dan Komunitas Pembelajaran Profesional
Tidak seperti kalangan profesional lain dan terlepas dari pentingnya kerja tim, para guru tidak bekerja dalam tim. Mereka tidak mempersiapkan bahan ajar dan penilaian secara bersama-sama, serta mereka tidak menguji dan memperbaiki pembelajaran mereka secara berkala berdasarkan hasil penilaian.
Mencapai Pengembangan Baru Melalui Membaca dan Menulis
Dalam sebuah artikel yang berjudul "From Efficient Decoders to Strategic Reading" diberitahukan bahwa kita selalu tahu, tetapi jarang bertindak: bahwa saat siswa membaca, mereka harus diminta untuk "menentukan hal penting di dalam buku/bacaan; menyintesiskan informasi; menarik kesimpulan"
Membaca cermat dan strategis merupakan salah satu cara yang kuat dan menyenangkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengevaluasi informasi--untuk secara harafiah menjadi cerdas. Para siswa seharusnya memiliki peluang harian yang besar untuk membaca cermat dan membaca ulang berbagai sumber bacaan untuk tujuan intelektual--dan dengan sebuah pena di tangan.
Cara lain lagi yang diperlukan dilakukan oleh siswa adalah membaca sambil memegang pena atau stabilo. Dari cara ini dapat membantu siswa untuk memfokuskan pikiran, memilah, memprioritaskan, dan merenungkan informasi tertulis untuk memenuhi tujuan membaca. Aktivitas menulis yang dilakukan bersamaan dengan membaca cermat merupakan elemen pendidikan sekolah adalah paling berharga.
Dengan demikian membaca dan menulis merupakan peristiwa besar dalam perkembangan intelektual seseorang. Menulis menempati sedikit ruang disekolah dibandingkan dengan peran besarnya dalam perkembangan kultural anak.
Epilog
Pembicaraan yang baik tentang buku dan ilmu pengetahuan-menstimulasi intelektualitas dan merupakan musuh rasa bosan. kegiatan ini memperkaya daya serap kritis kita karena memberikan peluang pada anak-anak untuk mencoba dan menguji gagasan serta sudut pandang mereka. Disini kita sebagai guruyang efektif harus:
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan menganalisa suatu buku dan dipresentasikan.
Membuat komunitas pembelajaran. Disini diajak untuk saling belajar sama. Saling membagikan ilmu pengetahuan.
Anak-anak harus digiring menuju ketidakbodohan akibat kegagalan kita dalam menantang rasa penasaran mereka. Marilah kita cerdaskan pikiran dan kemampuan anak didik kita mulai sekarang karena mereka adalah masa depan bangsa dan negara.