Kamis, 14 Februari 2019





VALENTINE DAY'S : HARAM ATAU TIDAK
(Ignatius Rino)

Valentine adalah salah satu perayaan yang selalu dibahas setiap tahunnya. Bukan karena kemeriahannya, tetapi juga lebih pada pihak yang pro dan kontra yang selalu berdebat tiada berkesudahan. Saya sendiri berdiri pada pihak yang netral. Merayakan atau tidak merayakan biasa saja bagi saya.Tidak merayakan saya artikan sebagai tidak melakukan candle light dinner bersama pasangan, Tidak juga tidak merayakan yang saya maksud karena saya selalu menggunakan pakaian bernuansa pink di 14 Februari. Bingung? Hahaha...satu yang yang saya sukai di hari valentine adalah makna kasih itu sendiri.





Ramai-ramai orang mengucapkan kasih sayang, mengirimkan kartu ucapan, posting foto dengan orang yang dikasihi, makan malam dengan pasangan, mengirimkan coklat, mengadakan party, dan sebagainya.
Nah sebelum kita merayakan hari kasih sayang pada tanggal 14 Februari tak ada salahnya kita mengetahui terlebih dahulu sejarah valentine day atau hari kasih sayang. Pertanyaan yang muncul di benak kita adalah mengapa hari valentine selalu diperdebatkan dan dikatakan Haram (Hari raya kafir)?



Sejarah Santo Valentinus 
Seperti dilansir oleh katolisitas-indonesia.blogspot.com, Ada 2 orang Santo didalam Gereja Katolik yang bernama Valentinus, yaitu St. Valentinus Roma dan St. Valentinus dari Terni. 
St. Valentinus yang pertama adalah seorang Uskup yang berasal dari kota bernama Terni yang terletak sekitar 60 mil dari Roma. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Terni oleh Paus St. Viktor I sekitar tahun 197 M. Atas perintah Prefek Plasidus, ia juga ditangkap, didera, dan dipenggal kepalanya, dalam masa penganiayaan Kaisar Klaudius II. St. Valentinus yang pertama adalah seorang Imam Katolik dan dokter yang berasal dari kota Roma. Ia bersama seorang awam berkeluarga yang sekarang sudah dianggap sebagai Santo oleh Gereja Katolik yaitu St. Marius menolak dekrit Kaisar Klaudius II yang melarang pernikahan di Romawi selama peperangan.
Mereka berdua pun berinisiatif menikahkan banyak pasangan. Namun inisitatif Mereka malah diketahui oleh Kaisar Klaudisius dan akhirnya mereka kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Mereka selanjutnya dijatuhi hukuman mati dengan disiksa, hingga akhirnya dipenggal pada tanggal 24 Februari 269 di Via Flaminia. Paus Santo Julius I dilaporkan membangun sebuah gereja dekat Ponte Mole untuk mengenang St. Valentinus dari Roma. Relikui St. Valentinus dari Roma saat ini berada di Gereja Santo Praxedes. Dia menjadi martir pada tanggal 14 Februari tahun 269. Setelah itu Paus Gelasius I (496 M) secara resmi menetapkan Pesta St. Valentinus yang jatuh pada tanggal 14 Februari, beberapa orang bingung akan siapa yang dimaksud oleh Paus Gelasius I karena St. Valentinus dari Terni dan St. Valentinus dari Roma mempunyai nama yang sama dan dilain pihak karena hidup pada masa pemerintahan Kaisar Klaudius II yang juga mengalami kemartiran di tempat yang sama, Via Flaminia.

Beberapa orang ada yang mengatakan bahwa tidak ada hubungannya antara St. Valentinus dengan Hari Valentine kecuali ada fakta, tertentu bahwa St. Valentinus yang hidup pada abad ke-3 menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Pada tanggal 14 Februari, di kota Roma ada sebuah tradisi di mana para laki-laki menarik undian dari sebuah wadah yang besar, yang berisi nama para wanita yang akan menjadi pasangan mereka dalam berbagai bentuk perayaan pada tanggal tersebut, untuk menghormati dewi cinta Romawi yang bernama Februata Juno. Pada masa itu beberapa Iman Katolik mengutuk dan kebiasaan tersebut karena apa yang mereka lakukan tersebut tentu saja dalam bentuk penyembahan berhala. Salah satu Imam Katolik yang terlibat dalam hal ini adalah St. Valentinus.

Pada masa itu pula, Bangsa Romawi terlibat dalam banyak peperangan, sehingga Kaisar Klaudisius menarik banyak pria-pria Romawi untuk bergabung ke dalam medan pertempuran. Banyak dari pria-pria ini tidak mau meninggalkan kekasih yang mereka cintai. Hal ini membuat Kekaisaran Romawi sulit untuk merekrut tentara.
Kaisar Klaudius pun akhirnya murka dan memerintahkan ke seluruh daerah bahwa tidak boleh ada lagi upacara pernikahan. Sehingga ada seorang Imam yang bernama St. Valentinus yang merasa kasihan kepada pasangan-pasangan yang dipaksa untuk berpisah. Hingga di suatu hari, St. Valentinus dengan diam-diam menyatukan sebuah pasangan dalam suatu janji suci perkawinan. Dan segera terjadi banyak pernikahan di Roma seolah-olah dekrit kaisar di atas tidak pernah dikeluarkan. Dan akhirnya berita ini sampai ketelinga otoritas romawi. St. Valentinus pun lalu dijatuhi hukuman mati. Ia dipenjara, dipukul beramai-ramai, kemudian dilempari batu lalu dipenggal di Via Flaminian.

Sejarah Hari Hari Valentine
Pada masa itu ada sebuah festival cinta dan kesuburan yang dirayakan secara turun temurun oleh orang Romawi kuno.Festival tersebut dinamakan Lupercalia, sebuah festival perjodohan yang dimulai dengan pengorbanan kambing jantan dan anjing. Kemudian para perempuan di kota itu akan menaruh nama mereka di sebuah tempat yang kemudian diambil oleh para lelaki. Para lelaki akan mencambukkan kulit dari hewan yang dikorbankan tersebut kepada para perempuan yang dipercaya dapat memurnikan dan membuat subur. Ketika Paus Gelasius mengumumkan bahwa 14 Februari sebagai Hari Valentine pada akhir abad ke-5 banyak yang berpendapat bahwa itu adalah usaha untuk menghentikan festival Lupercalia yang dianggap "tidak Kristen". Sejak saat itu Hari Valentine menjadi sangat terkait dengan hari kasih sayang. 

Valentine day's
Tanggal 14 Februari diidentikan dengan Hari kasih sayang. Banyak orang di berbagai negara merayakan hari kasih sayang. Berbagai kado, coklat, bunga, kartu ucapan, dan sebagainya dilakukan untuk mengungkapkan kasih kepada orang yang dicintai. Namun dari kebanyakan orang beranggapan bahwa menyalahartikan hari kasih sayang berkonotasi negatif. Mengapa? karena beberapa orang mengambil kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma agama, sehingga harus dilarang perayaannya.

Jika kita menilik beberapa pemberitaan di media, banyak pemberitaan yang menolak perayaan valentine karena ada yang beranggapan bahwa itu perayaan kafir dan haram bagi mereka. Kalau kita berpikir positif tentu kita tidak mengharamkan perayaan tersebut. Bisa saja kita merayakan hari valentine dengan keluarga atau dengan teman bahkan kekasih yaitu dengan makan malam bersama. Berbicara mengenai Haram (hari Raya Kafir) ya sebenarnya orang-orang kafir yang notabene orang yang tidak percaya kepada Allah banyak cara yang mereka lakukan yang tentu saja bagi kita orang beragama menganggap yang mereka lakukan itu adalah di luar ajaran agama kita masing-masing. Semua pemeluk agama mempunyai ajarannya masing-masing. 

Kesimpulan
Sesuatu akan buruk apabila dipandang buruk.Jika merayakan hari valentine dengan cara yang baik dan bermanfaat tentunya akan terbentuk pikiran dan perilaku baik. dan jika begitu banyak pandangan buruk mengenai Hari Valentine, lama kelamaan akan terbentuk pikiran dan perilaku bahwa berbagi kasih di hari Valentine adalah sesuatu yang buruk. 
Hari kasih sayang seharusnya menjadi momentum untuk saling mengingatkan untuk tetap saling mengasihi baik dalam pergaulan, lingkungan kerja, terlebih lagi dalam keluarga. Karena tentunya manusia diciptakan tidak hanya dengan nafsu, tapi juga dengan akal budi dan hati untuk saling mengasihi dengan sesamanya manusia.  

LOVE EACH OTHER Rangkaian bunga, boneka, cokelat dengan tema Hari Kasih Sayang (Valentine's Day) terlihat indah dan penuh ci...