Kamis, 02 November 2017

cerpen



Judul Cerpen         :         Aku Masih Selamat
Kategori
                :         Cerpen Pengalaman Pribadi, Cerpen Petualangan
TemaCerpen          :         Iman Dari Alam
Karya                    :          No Name

“AKU MASIH SELAMAT”
dalah suatu kebanggaan tersendiri, apalagi jika kita disuguhkan oleh pemandangan yang memanjakan mata. Begitupun yang dirasakan olehku dan Jenica temanku. Kami berhasil mencicipi nikmatnya ciptaan Yang Maha Kuasa dari atasgunungAmbang di Modoinding.
Sebelumnya perkenalkan, namaku Rian, orang bilang aku ini seorang pendaki gunung, namun aku lebih suka menyebut diriku sendiri sebagai seseorang yang ingin bertafakur, dengan menggunakan gunung sebagai objeknya. Hari ini, 2 Juli 2014, aku melakukan pendakian bersama temanku, Jenica. Kami berhasil sampai dataran tertinggi di Modoinding.
Namun seperti yang kita tahu bahwa; siapapun yang berada di atas, suatu saat akan kembali ke bawah. Aku dan Jenica menyetujui hal itu. Setelah puas menikmati puncak, kami harus bergegas turun untuk menjumpai keluarga yang sebenarnya di bawah.
Saat itu, indahnya puncak tak seindah perjalanan pulang. Kami harus bergaul dengan lelah, kerja otak yang terus berputar memikirkan kemana arah jalan pulang. Tak seperti biasanya jalan yang kami lalui saat naik, menjadi sebuah semak, tak ada jalan, tak ada tanda-tanda arah menuju perkampungan.
Aku bertanya pada Jenica, “Mana jalan, Jen? Kemarin bener kan lewat sini?” Namun pertanyaanku, hanya sebuah pertanyaan semata. Tak ada jawaban dari Jenica, dan ketika aku menengok, memang benar Jenica tidak bersamaku, untuk turun.
Cemas, panik, bingung, takut dan berbagai perasaan negatif lainnya mulai berdatangan. Apa yang harus aku lakukan untuk memastikan hidupku benar-benar aman. Aku coba berjalan menerobos rumput liar yang kering. Hingga akhirnya aku sampai pada sebuah tanah datar yang cukup luas, aku beristirahat sejenak dan menenangka fikiran. Setelah cukup aman menurutku, lalu aku bergegas menyusuri jalan setapak yang entah akan membawaku kemana. Namun aku tak yakin dengan itu, aku hanya mengikuti apa kata hati berbicara. Benar dugaanku, sekian lama aku berjalan, tempat istirahatku tadi sudah aku lewati berulang kali. Aku baru menyadari setelah tiga kali melewatinya.
Perasaan cemas hinggap kembali padaku. Namun satu hal yang aku sadari, Tuhanku masih bersamaku, dia bisa menolongku begitu mudahnya. Dengan hasil pendidikanku selama menjadi anggota Pecinta Alam, dalam situasi seperti ini yang harus aku lakukan adalah tetap tenang, dan hindari panik, kuatkan diri berpegang kepada sang pencipta, mungkin itu bisa meringankan bebanku.
Aku berbaring sambil memejamkan mataku, dan berdoa kepada Tuhan agar aku bisa keluar dari semua ini. Saat aku tengah tertidur, ada suara seolah mencoba membangunkanku.
Rian, bangun Rian.” Itu yang Aku dengar dalam keadaan sedikit sadar. Aku terbangun dan orang pertama yang aku lihat adalah Jenica. Dengan sedikit bingung, aku duduk dan memastikan bahwa aku berada di alam yang benar-benar nyata. Setelah Jenica menceritakan bahwa aku tertidur dari tadi, aku bersyukur kepada Tuhan bahwa semua kejadian itu hanyalah mimpi yang hinggap saat aku lelah menuruni gunung.

Terimakasih Tuhan, kau berikan pelajaran yang begitu bermakna bagiku.         

          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LOVE EACH OTHER Rangkaian bunga, boneka, cokelat dengan tema Hari Kasih Sayang (Valentine's Day) terlihat indah dan penuh ci...