MEMAKNAI SUMPAH PEMUDA SECARA UTUH :
IDENTITAS KAUM
MUDA DI ZAMAN INI
(Ignatius Tuah Rino, S.Fil)
Menyambut perayaan delapan puluh sembilan tahun Sumpah
Pemuda kita jadi teringat akan perjuangan para pemuda Indonesia kala itu. Delapan puluh sembilan tahun lalu, para
pemuda meneriakkan sumpah setia; satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa
persatuan. Sumpah pemuda yang ditulis oleh Muhamad Yamin itu terlihat sederhana
dari kata-katanya, tetapi dibalik itu memiliki kesakralan makna. Sumpah yang
digaungkan oleh para pemuda kala itu kemudian terkenal dengan sebutan sumpah
pemuda.
Sejarah Singkat
Menilik sebentar sejarah Sumpah Pemuda
tentu saja perlu. Sumpah Pemuda yang dibacakan di Kongres Sumpah Pemuda yang
digagas oleh Persatuan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) pada tanggal 28 Oktober
1928 memiliki sebuah perjalanan unik karena rapat untuk mendapatkan rumusan
dilakukan tiga kali dan di tiga gedung yang berbeda pula.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung
Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng).
Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat
memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan
dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan
pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia
yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung
Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara,
Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus
mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan
di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw
di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan
demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan
kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan
sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan
dalam perjuangan.
Dan dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah
tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang
diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama
kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan
teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat
dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus
menyanyikannya.
Memaknai Sumpah Pemuda Secara Utuh
Setelah delapan puluh sembilan tahun berlalu bagaimana kondisi bangsa
Indonesia? Kita melihat perilaku manusia Indonesia disana sini tereduksi dengan
sifat-sifat tercela yang merebak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perlu
diketahhui bahwa sumpah pemuda tentunya bukan sembarang sumpah yang hanya
diteriakan sesaat kemudian dilupakan, namun lebih dari itu mampu mengobarkan
semangat persaudaraan, persatuan, dan nasionalisme. Kala itu, sumpah pemuda
berperan penting atas bangkit dan bersatunya seluruh rakyat Indonesia melawan
penjajahan, niat muncul dari hati tanpa iming-iming, yang ada hanya harapan
untuk merdeka dan mereka hanya punya pilihan MERDEKA atau MATI !
Kini
kemerdekaan sudah diraih, negara ini sudah berkembang, walaupun masih kembang-kempis. Kita sebagai bangsa
Indonesia tentunya harus memiliki satu tekad, meneruskan perjuangan para
pendiri bangsa ini. Kemerdekaan yang mereka persembahkan harus diisi, dan
tentunya semangat sumpah pemuda harus digelorakan dengan berlandaskan UUD 1945
dan Pancasila. Perjuangan untuk mengisi kemerdekaan saat ini tentunya tidak
mudah, banyak hambatan yang didapatkan, mulai dari terganggunya stabilitas
dalam negeri, ketersinggungan persoalan kedaulatan, pengklaiman budaya oleh
negara lain, hingga pembangunan yang belum merata secara ekonomi, sosial, dan
politik.
Saat
ini di moment Sumpah Pemuda, tak salah jika semua warga negara kembali
meneriakkan dan menggelorakan semangat sumpah itu. Hal itu wajib dilakukan
sebagai pembakar semangat persaudaraan, persatuan, dan nasionalisme, seperti
pemuda kala itu delapan puluh sembilan tahun lalu.
Semangat
persaudaraan di negara ini harus terus dipelihara agar terciptanya stabilitas
keamanan dan kedamaian. Kerukunan antar warga negara, antar umat beragama, dan
antar suku wajib dibina dan dijaga dengan baik. Sebagai warga dari negara yang
berlandaskan Pancasila, kita semua harus menjunjung tinggi semangat
kebhinekaan.
Kami Putra-Putri Indonesia mengaku
bertanah air satu tanah air Indonesia
Kami Putra-Putri Indonesia mengaku
berbangsa satu bangsa Indonesia
Kami
Putra-Putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kalau kita melihat dan memahami isi dari
Sumpah Pemuda, Sumpah Pemuda itu memiliki tiga poin penting; Cinta tanah air,
Cinta Bangsa, dan Menjunjung Bahasa Persatuan. Ketiga komponen tersebut delapan
puluh sembilan tahun lalu dapat mempersatukan seluruh bangsa, bangkit melawan
penjajahan, dan kini hingga nanti, ketiga komponen itu harus tetap digaungkan
untuk menjaga dan merekatkan persaudaraan, persatuan, dan nasionalisme semua
warga negara.
Identitas Kaum
Muda di Zaman ini
Apakah
yang dapat dilakukan oleh kaum muda di zaman ini?
Dimanakah
kaum muda di zaman ini?
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut selalu menjadi sorotan banyak orang terhadap kaum muda di zaman ini.
Sesuai dengan namanya, Sumpah Pemuda dirumuskan
oleh para pemuda. Mereka lalu menjadikannya selaku dasar untuk membangkitkan
rasa nasionalisme. Para pemuda tidak lagi berjuang sendiri, melainkan
bersama-sama. Banyak perihal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu.
Mereka berpikir tidak hendak dapat membuat Indonesia merdeka kalau berjuang di
kelompok sendiri.
“Berikan aku 1000 orang muda, niscaya akan kucabut
semeru dari akarnya.
Berikan aku 1 orang muda, niscaya akan kuguncang
dunia”. (Ir. Soekarno)
Dari perkataan Soekarno di atas dan
melihat situasi negara kita saat ini yang nota bene sudah banyak diterpa
masalah apakah jutaan para pemuda Indonesia di zaman ini berani menjadi satu
menyelesaikan masalah-masalah yang dialami negara kita sekarang ini?
Ingat kepemudaan berarti spirit. Ia adalah
personalisasi dari sosok bersemangat baja; si pantang menyerah, si pekerja
keras, si cerdas, dan memiliki penguasaan terhadap sejumlah keterampilan yang
diperlukan. Bila pemuda bangsa tahun 1928 menjawab tantangan penjajahan dengan
persatuan, maka pemuda Indonesia masa kini bisa menjawab tantangan krisis
multidimensi dengan tampil sebagai pionir-pionir penuh prestasi di bidang
keahlian dan bidang kecakapannya masing-masing. Para pemuda Indonesia yang
memilih dunia olahraga sebagai atlet jadilah atlet yang mendalami dunia
keatletannya sehingga berprestasi di pentas dunia. Begitu pula, para pemuda
yang berkiprah di bidang kesenian dan kebudayaan, apakah itu sebagai penari,
penyanyi, pelukis, penulis, dan sebagainya, jadilah seniman dan budayawan yang
mendalami secara utuh bidangnya masing-masing sehingga diakui dunia. Juga, para
pemuda yang berprofesi sebagai peneliti, ilmuwan, politisi, birokrat dan
sebagainya, hendaknya menekuni profesinya secara utuh, tulus, dan ikhlas demi
kemajuan bangsa dan negara.
Epilog
Kita mesti yakin bahwa dengan semangat
patriotisme yang harus ditanam di dalam jiwa para pemuda tentu badai pasti
berlalu, semua masalah dapat terselesaikan seiring datangnya harapan akan
majunya bangsa dan negara ini. Semua komponen harus tetap menjaga UUD 1945 dan
Pancasila, jangan ada yang berani menggoyangkan atau ingin mengubahnya dan anak-anak
ibu pertiwi akan menjadi garda terdepan untuk menjaga UUD 1945 dan Pancasila
sebagai dasar falsafah bangsa ini, dan tentunya dengan semangat Sumpah Pemuda
yang akan terus berkobar di dada setiap warga negara Indonesia.
Inilah redefinisi partriotisme pemuda Indonesia masa
kini, yang tidak kalah agung dari patriotisme pemuda Indonesia tahun 1928
ketika mencetuskan Sumpah Pemuda. Melalui redefinisi tersebut Indonesia akan
selangkah lebih dekat mewujudkan impian menjadi bangsa yang besar.
Satu
tanah air, satu bangsa, satu bahasa persatuan. Selamat Hari Sumpah Pemuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar