Jumat, 14 Februari 2020


LOVE EACH OTHER


Rangkaian bunga, boneka, cokelat dengan tema Hari Kasih Sayang (Valentine's Day) terlihat indah dan penuh cinta. 
Ramai-ramai orang mengucapkan kasih sayang dengan mengirim kartu, memberi boneka, bunga, cokelat dan sebagainya sebagai tanda cinta kepada orang yang mereka sayangi. 

Budaya peduli, berbagi, tolong-menolong, dan serviam, maka pada tanggal 14 Februari 2020 di Hari Kasih Sayang ini, OSIS SMA Katolik Theodorus Kotamobagu mengaplikasikan budaya tersebut dengan memaknai Hari Kasih Sayang dengan memberikan bantuan berupa sembako kepada para pengendara bentor dan beberapa warga yang membutuhkan. Bentuk kepedulian yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Katolik Theodorus merupakan perwujudan teladan dari Santa Angela yang terpanggil untuk membantu mereka yang lemah, dan miskin.  


Kamis, 14 Februari 2019





VALENTINE DAY'S : HARAM ATAU TIDAK
(Ignatius Rino)

Valentine adalah salah satu perayaan yang selalu dibahas setiap tahunnya. Bukan karena kemeriahannya, tetapi juga lebih pada pihak yang pro dan kontra yang selalu berdebat tiada berkesudahan. Saya sendiri berdiri pada pihak yang netral. Merayakan atau tidak merayakan biasa saja bagi saya.Tidak merayakan saya artikan sebagai tidak melakukan candle light dinner bersama pasangan, Tidak juga tidak merayakan yang saya maksud karena saya selalu menggunakan pakaian bernuansa pink di 14 Februari. Bingung? Hahaha...satu yang yang saya sukai di hari valentine adalah makna kasih itu sendiri.





Ramai-ramai orang mengucapkan kasih sayang, mengirimkan kartu ucapan, posting foto dengan orang yang dikasihi, makan malam dengan pasangan, mengirimkan coklat, mengadakan party, dan sebagainya.
Nah sebelum kita merayakan hari kasih sayang pada tanggal 14 Februari tak ada salahnya kita mengetahui terlebih dahulu sejarah valentine day atau hari kasih sayang. Pertanyaan yang muncul di benak kita adalah mengapa hari valentine selalu diperdebatkan dan dikatakan Haram (Hari raya kafir)?



Sejarah Santo Valentinus 
Seperti dilansir oleh katolisitas-indonesia.blogspot.com, Ada 2 orang Santo didalam Gereja Katolik yang bernama Valentinus, yaitu St. Valentinus Roma dan St. Valentinus dari Terni. 
St. Valentinus yang pertama adalah seorang Uskup yang berasal dari kota bernama Terni yang terletak sekitar 60 mil dari Roma. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Terni oleh Paus St. Viktor I sekitar tahun 197 M. Atas perintah Prefek Plasidus, ia juga ditangkap, didera, dan dipenggal kepalanya, dalam masa penganiayaan Kaisar Klaudius II. St. Valentinus yang pertama adalah seorang Imam Katolik dan dokter yang berasal dari kota Roma. Ia bersama seorang awam berkeluarga yang sekarang sudah dianggap sebagai Santo oleh Gereja Katolik yaitu St. Marius menolak dekrit Kaisar Klaudius II yang melarang pernikahan di Romawi selama peperangan.
Mereka berdua pun berinisiatif menikahkan banyak pasangan. Namun inisitatif Mereka malah diketahui oleh Kaisar Klaudisius dan akhirnya mereka kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Mereka selanjutnya dijatuhi hukuman mati dengan disiksa, hingga akhirnya dipenggal pada tanggal 24 Februari 269 di Via Flaminia. Paus Santo Julius I dilaporkan membangun sebuah gereja dekat Ponte Mole untuk mengenang St. Valentinus dari Roma. Relikui St. Valentinus dari Roma saat ini berada di Gereja Santo Praxedes. Dia menjadi martir pada tanggal 14 Februari tahun 269. Setelah itu Paus Gelasius I (496 M) secara resmi menetapkan Pesta St. Valentinus yang jatuh pada tanggal 14 Februari, beberapa orang bingung akan siapa yang dimaksud oleh Paus Gelasius I karena St. Valentinus dari Terni dan St. Valentinus dari Roma mempunyai nama yang sama dan dilain pihak karena hidup pada masa pemerintahan Kaisar Klaudius II yang juga mengalami kemartiran di tempat yang sama, Via Flaminia.

Beberapa orang ada yang mengatakan bahwa tidak ada hubungannya antara St. Valentinus dengan Hari Valentine kecuali ada fakta, tertentu bahwa St. Valentinus yang hidup pada abad ke-3 menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Pada tanggal 14 Februari, di kota Roma ada sebuah tradisi di mana para laki-laki menarik undian dari sebuah wadah yang besar, yang berisi nama para wanita yang akan menjadi pasangan mereka dalam berbagai bentuk perayaan pada tanggal tersebut, untuk menghormati dewi cinta Romawi yang bernama Februata Juno. Pada masa itu beberapa Iman Katolik mengutuk dan kebiasaan tersebut karena apa yang mereka lakukan tersebut tentu saja dalam bentuk penyembahan berhala. Salah satu Imam Katolik yang terlibat dalam hal ini adalah St. Valentinus.

Pada masa itu pula, Bangsa Romawi terlibat dalam banyak peperangan, sehingga Kaisar Klaudisius menarik banyak pria-pria Romawi untuk bergabung ke dalam medan pertempuran. Banyak dari pria-pria ini tidak mau meninggalkan kekasih yang mereka cintai. Hal ini membuat Kekaisaran Romawi sulit untuk merekrut tentara.
Kaisar Klaudius pun akhirnya murka dan memerintahkan ke seluruh daerah bahwa tidak boleh ada lagi upacara pernikahan. Sehingga ada seorang Imam yang bernama St. Valentinus yang merasa kasihan kepada pasangan-pasangan yang dipaksa untuk berpisah. Hingga di suatu hari, St. Valentinus dengan diam-diam menyatukan sebuah pasangan dalam suatu janji suci perkawinan. Dan segera terjadi banyak pernikahan di Roma seolah-olah dekrit kaisar di atas tidak pernah dikeluarkan. Dan akhirnya berita ini sampai ketelinga otoritas romawi. St. Valentinus pun lalu dijatuhi hukuman mati. Ia dipenjara, dipukul beramai-ramai, kemudian dilempari batu lalu dipenggal di Via Flaminian.

Sejarah Hari Hari Valentine
Pada masa itu ada sebuah festival cinta dan kesuburan yang dirayakan secara turun temurun oleh orang Romawi kuno.Festival tersebut dinamakan Lupercalia, sebuah festival perjodohan yang dimulai dengan pengorbanan kambing jantan dan anjing. Kemudian para perempuan di kota itu akan menaruh nama mereka di sebuah tempat yang kemudian diambil oleh para lelaki. Para lelaki akan mencambukkan kulit dari hewan yang dikorbankan tersebut kepada para perempuan yang dipercaya dapat memurnikan dan membuat subur. Ketika Paus Gelasius mengumumkan bahwa 14 Februari sebagai Hari Valentine pada akhir abad ke-5 banyak yang berpendapat bahwa itu adalah usaha untuk menghentikan festival Lupercalia yang dianggap "tidak Kristen". Sejak saat itu Hari Valentine menjadi sangat terkait dengan hari kasih sayang. 

Valentine day's
Tanggal 14 Februari diidentikan dengan Hari kasih sayang. Banyak orang di berbagai negara merayakan hari kasih sayang. Berbagai kado, coklat, bunga, kartu ucapan, dan sebagainya dilakukan untuk mengungkapkan kasih kepada orang yang dicintai. Namun dari kebanyakan orang beranggapan bahwa menyalahartikan hari kasih sayang berkonotasi negatif. Mengapa? karena beberapa orang mengambil kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma agama, sehingga harus dilarang perayaannya.

Jika kita menilik beberapa pemberitaan di media, banyak pemberitaan yang menolak perayaan valentine karena ada yang beranggapan bahwa itu perayaan kafir dan haram bagi mereka. Kalau kita berpikir positif tentu kita tidak mengharamkan perayaan tersebut. Bisa saja kita merayakan hari valentine dengan keluarga atau dengan teman bahkan kekasih yaitu dengan makan malam bersama. Berbicara mengenai Haram (hari Raya Kafir) ya sebenarnya orang-orang kafir yang notabene orang yang tidak percaya kepada Allah banyak cara yang mereka lakukan yang tentu saja bagi kita orang beragama menganggap yang mereka lakukan itu adalah di luar ajaran agama kita masing-masing. Semua pemeluk agama mempunyai ajarannya masing-masing. 

Kesimpulan
Sesuatu akan buruk apabila dipandang buruk.Jika merayakan hari valentine dengan cara yang baik dan bermanfaat tentunya akan terbentuk pikiran dan perilaku baik. dan jika begitu banyak pandangan buruk mengenai Hari Valentine, lama kelamaan akan terbentuk pikiran dan perilaku bahwa berbagi kasih di hari Valentine adalah sesuatu yang buruk. 
Hari kasih sayang seharusnya menjadi momentum untuk saling mengingatkan untuk tetap saling mengasihi baik dalam pergaulan, lingkungan kerja, terlebih lagi dalam keluarga. Karena tentunya manusia diciptakan tidak hanya dengan nafsu, tapi juga dengan akal budi dan hati untuk saling mengasihi dengan sesamanya manusia.  

Jumat, 12 Oktober 2018

SMP dan SMA KATOLIK THEODORUS KOTAMOBAGU 
MENGADAKAN SIMULASI BENCANA ALAM

"Tolong...tolong...,"Ratusan siswa dan beberapa guru keluar dari gedung sekolah untuk menyelamatkan diri ketika gempa terjadi.

Kepala Yayasan , para kepala sekolah, para guru dan pegawai serta para siswa Kampus SMP dan SMA Katolik Theodorus Kotamobagu menggelar simulasi penangan bencana gempa bumi di sekolah. Fokusnya adalah agar seluruh warga kampus dapat menyelamatkan diri sendiri saat bencana melanda, sebab bencana adalah kejadian khusus karena itu tidak bisa diduga kapan akan terjadi. Hal yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan reaksi siswa serta memperbaiki sikap dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi bencana. 

Latihan simulasi ini juga sangat berguna untuk menguji tingkat kesiapsiagaan dan membiasakan diri para guru dan siswa dan lainnya dalam menghadapi bencana. "Guru adalah seorang gembala," kata kepala sekolah SMA Katolik Theodorus Sr.. Antoniette Mude, OSU , Jumat (12/10/2018). Perkataan Suster kepala sekolah SMA dimaksudkan bahwa dalam menghadapi musibah bencana gempa bumi guru harus menyelamatkan siswa-siswanya terlebih dahulu.

Beberapa siswa ketika ditanya mengaku senang bisa mengikuti simulasi ini karena mereka jadi tahu bagaimana cara menyelamatkan diri ketika bencana gempa terjadi. "torang jadi tau apa yang musti torang lakukan ketika terjadi gempa. Torang nentau kapan musibah datang," kata mereka.

Para siswa pun mengaku akan menularkan ilmu yang mereka dapat dari simulasi ini kepada teman-teman mereka yang belum pernah mengadakan kegiatan simulasi bencana gempa bumi.

"Inti dari kegiatan ini adalah bagaimana cara seluruh warga kampus melindungi diri mereka dari bencana. Perasaan takut pasti ada, tetapi tidak boleh panik, "kata Felani Towaki, S.Fils. (*Ignaz)

Selasa, 15 Mei 2018




PERLUNYA MENEGAKAN KEMBALI HUKUM
DI NEGARA INDONESIA
(Ignatius Rino, S.Fil)


Image result for lambang keadilan hukum
Kalau kita berbicara mengenai hukum khususnya di Indonesia, sangat  lemah sekali hukum di Negara kita. Sebenarnya materi hukum itu harus dimaknai sebagai keseluruhan peraturan perundang-undangan yang berlaku positif, misalnya Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan sebagainya. 
Agar sebuah peraturan perundangan-undangan mempunyai kekuatan berlaku secara baik, harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
1.   Syarat Yuridis:  yaitu menyangkut ada tidaknya wewenang dari pembuatnya, kesesuaian jenis peraturan dengan materi muatannya, keharusan mengikuti prosedur atau tatacara penyusunannya dan keharusan tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
2. Syarat Sosiologis: yaitu keharusan mencerminkan kenyataan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat yang akan dikenai hukum, baik berupa kebutuhan-kebutuhan maupun tuntutan-tuntutan masyarakat.
3. Syarat Filosofis: yaitu suatu peraturan perundang-undangan harus mengarah atau berkiblat pada tujuan hukum itu sendiri. Yaitu menjamin kepastian hukum, serta mewujudkan keadilan dan ketertiban masyarakat.
Materi hukum yang akan dikembangkan oleh pembentuk hukum, seyogyanya tidak hanya memperhatikan kebutuhan dan tuntutan masyarakat (negara) setempat, tetapi juga harus mampu mengantisipasi perkembangan yang terjadi di luar masyarakat (negara). Hal ini penting agar hukum yang dibuat “tidak terasing” dengan perkembangan di dunia internasional, apalagi jika dikaitkan dengan kecenderungan berkembangnya globalisasi dan negara tanpa batas (borderless state).
Mengacu pada sistem peradilan pidana (criminal justice system), aparat penegak hukum dibatasi oleh polisi, jaksa, dan hakim. Namun dalam tulisan ini juga dimasukkan birokrasi pemerintah (eksekutif). Sebagai aparat penegak dan pelaksana hukum, mereka bertugas mengawasi dan melakukan penegakan terhadap materi hukum. Tugas ini akan berjalan lancar jika mereka mengetahui dan memahami secara baik isi atau materi dari hukum tersebut yang dapat dilakukan lewat pendidikan formal dan non-formal. Selain pengetahuan dan pemahaman yang baik, ketika aparat akan menegakan hukum, harus menunjukan sikap dan tingkah laku yang bersahabat dan menyenangkan terhadap masyarakat.
Aparat penegak hukum juga harus mampu menjaga kemandirian (independensi) saat menegakan hukum. Fakta selama ini dimana aparat banyak terkooptasi dengan penguasa seharusnya diakhiri, sehingga supremasi hukum benar-benar diwujudkan. Peranan aparat hukum juga semakin penting karena merekalah “motivator” untuk mewujudkan atau mengimplementasikan aturan-aturan hukum.
Kecenderungan selama ini akan adanya kesenjangan antara maksud atau bunyi sebuah peraturan perundang-undangan dengan perilaku aparat di lapangan semestinya diakhiri. Bagaimana pun baiknya sebuah peraturan, jika pelaksanaannya kurang baik, akan menjadi sia-sia belaka.
Demikian juga masyarakat. Kesadaran hukum masyarakat akan tercipta dan terbina jika masyarakat mengetahui hukum yang berlaku, memahami dan menghayati isi atau materi dari hukum tersebut serta mewujudkan dalam perilaku atau tindakan sehari-hari.
Supremasi hukum dalam setiap aktivitas hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat terwujud jika beberapa hal ini diperhatikan. Pertama, materi hukum (tertulis) yang dibuat harus berkarakter reponsif. Artinya, dalam proses penyusunannya melibatkan partisipasi masyarakat secara utuh, isinya merupakan manifestasi dari keinginan dan kebutuhan masyarakat (bukan kepentingan penguasa), serta sejauh mungkin mengurangi peluang interpretasi dan pemerintah terhadap materi hukum tersebut. Kedua, kinerja atau performance aparat penegak hukum berpengaruh terhadap pentaatan masyarakat terhadap hukum. Sikap dan perilaku bersahabat dengan masyarakat dan kemampuan untuk menyelami nilai budaya yang berkembang dalam suatu komunitas masyarakat memungkinkan usaha penegakan hukum berjalan secara baik.Ketiga, pembangunan hukum tidak terisolasi dengan bidang pembangunan lainnya (ekonomi, budaya, sosial, politik), termasuk pemegang kekuasaan negara (penguasa). Kemudian aparat penegak hukum perlu dibina secara terus menerus agar kooptasi pemegang kekuasaan (penguasa) sedikit demi sedikit dapat dikurangi bahkan dihilangkan sama sekali.

Dengan demikian penegakan atau penataan hukum harus diarahkan pada pembuatan dan pembaharuan terhadap materi atau isi hukum agar sesuai dengan kebutuhan, pelaksanaan dan penegakan hukum yang ada (law enforcement), serta pembinaan lembaga dan aparat penegak hukum.

Rabu, 02 Mei 2018

Acara Pelepasan Siswa-Siswi SMA Katolik Theodorus Kotamobagu

Tahun ini Sekolah Menengah Atas Katolik Theodorus Kotamobagu melepas sebanyak 95 siswa yang telah dinyatakan lulus. Acara perpisahan dan pelepasan dilaksanakan secara meriah di Gedung Christi Regis Kotamobagu (2/5/2018).

Angkatan 25 merupakan angkatan yang berprestasi dan dinyatakan berhasil dalam mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer di tahun pertama ini. Kepala Sekolah SMAK Theodorus Kotamobagu Ibu Juliana Saroinsong, S.Si,  dalam kata sambutannya berharap agar para siswa yang dilepaskan ini menjadi generasi unggul. Sehingga akan menjadi pribadi-pribadi yang berhasil pada masa mendatang. Para  siswa/i nantinya akan kembali ke orangtua dan masyarakat sebagai sosok pribadi yang lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak dalam menentukan masa depannya, untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan di perguruan tinggi.

Dalam suasana kegembiraan  yang dialami baik oleh para siswa/i, orangtua, dan para guru, muncul suasana haru yang cukup mendalam ketika siswa/i kelas 12 melakukan ucapan terima kasih kepada orang tua dan guru-guru sambil menitikkan air mata haru bercampur sedih yang cukup mendalam. Betapa tidak, kenangan selama tiga tahun menuntut ilmu di bangku sekolah penuh rasa suka dan duka yang mereka rasakan.

Salah satu perwakilan dari orangtua wali murid mengucapkan terima kasih kepada kepala Yayasan Setya Bakti, Kepala sekolah serta dewan guru yang telah mendidik anak-anak mereka selama tiga tahun. Dia berharap ilmu dan pelajaran yang didapat selama dibangku sekolah dapat bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, nusa dan bangsa.

Pada acara tersebut adik-adik kelas 10 dan 11 menampilkan keterampilan-keterampilan yang mereka persembahkan khusus untuk kakak kelas mereka seperti; paduan suara dan dance.

Acara pelepasan siswa-siswi angkatan 25 dinyatakan secara resmi dengan dilepaskannya atribut-atribut sekolah yang mereka kenakan selama 3 tahun dan setelah itu mereka dinyatakan sah sebagai Alumni Theodorus  Kotamobagu angkatan 25. 

Selasa, 17 April 2018

PEMIMPIN YANG MENGHAMBA
(Ignatius Tuah Rino, S.Fil)

Image result for gambar pilkada         Perbincangan seputar pemimpin (jabatan) merupakan satu topik yang tidak pernah selesai dalam percakapan hidup manusia dan zamannya, khususnya pada zaman ini, dimana negara Indonesia sedang dalam pesta demokrasi pemilihan kepala daerah. Banyak orang menabung impian menjadi pemimpin. Orang berusaha dengan berbagai cara untuk menarik perhatian orang lain (publik), dengan kandungan intensi supaya suatu saat nanti terpilih menjadi pemimpin. Beragam sikap dan tindakan berguna untuk menarik simpati orang lain ternyata pada klimaksnya hanyalah suatu cibulan belaka. Paul Coelho, penyair Brazil;  menyentil  akan kualitas kepemimpinan seorang pemimpin yang “selalu ada jarak antara kata dan tindakan.” Realitas ini menghadirkan sepenggal pertanyaan yang menggugah sekaligus menantang kinerja dari para pemimpin saat ini. “Sejauh mana kesejatian dan penghambaan diri para pemimpin saat ini?
       Tentu kita tahu bahwa pemimpin adalah orang yang berkuasa atas semua orang lain. Dia dianggap mampu untuk membimbing semua orang yang berada dalam wilayah kepemimpinannya.  Sang pemimpin yang menghamba itu mungkin saja suatu pernyataan yang konyol bagi para calon pemimpin saat ini, bukan? Sang pemimpin yang menghamba ialah bukan menjadi tuan atas orang lain. Harta terbesar dari seorang pemimpin bukanlah menegakkan kekuasaan atas orang lain, melainkan melayani sebagaimana seorang hamba yang setia melayani tuannya.  Intisari dari jiwa pelayan mesti menyiratkan kesetiaan dan kerendahan hati. 
       Dalam realitas masa kini, kepemimpinan justru lebih menjunjung otoritas dan kehormatan. Jarang digunakan bahwa pemimpin zaman sekarang adalah seorang pemimpin yang menghamba. Sungguh asing didengar bahkan orang merasa malu jika dikatakan sebagai pemimpin yang menghamba. Secara umum, orang menilai sosok pemimpin sejati adalah figur yang mempunyai kualitas dalam berbagai dimensi kehidupan manusia  untuk mengakomodasi masyarakat tertentu. Penilaian akan kualitas merupakan pengakuan rasional bahwa orang yang disebut pemimpin itu mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam. Bukan itu saja! Pemimpin itu diterima karena ia telah menunjukkan integritas pribadi melalui teladan hidupnya. Apa yang dikatakannya dihayati dalam perbuatan. 
           Menjadi seorang hamba atau mempunyai jiwa seorang pelayan adalah sosok pemimpin yang berkualitas. Dia menjadi hamba atau pelayan yang rendah hati. Tidak perlu bangga dengan kekuasaan atau jabatan, tidak perlu berbangga dengan seberapa banyak pendukungnya dan tidak perlu bangga dengan besarnya dana yang dikeluarkan saat kampanye. 
Seorang pemimpin yang diidamkan oleh rakyatnya adalah seorang pemimpin yang menghamba yang ingin menjadi hamba terhadap tuannya (rakyatnya). 

Jumat, 26 Januari 2018

SANTA ANGELA MERICI


Description: Hasil gambar untuk riwayat santa angela mericiAngela Merici lahir tahun 1474 di Desenzano (sekarang Via Castello 96), Italia. Ayahnya Giovanni Merici dari Desenzano, dan ibunya Catherine Biancosi dari Salo.
Angela dibesarkan dalam keluarga yang kuat berakar dalam iman, dan itu mencirikan seluruh hidupnya. Di usia sangat muda ia kehilangan kedua orangtua dan saudarinya yang sangat ia cintai. Sejak itu ia tinggal bersama pamannya di Salo, sebuah kota di tepi Danau Garda. Di sana ia menjadi anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus, kelompok awam yang hidup menurut spiritualitas Santo Fransiskus dari Asisi.

Angela Merici hidup di zaman Renaissance dan Reformasi, ditandai oleh banyak pertentangan dan konflik. Di antara orang-orang sezamannya ada yang tersohor seperti Nicholas Copernicus, Cristopher Columbus dan Vasco da Gama. Di satu pihak ilmu pengetahuan dan kesenian berkembang pesat.
Di lain pihak peperangan antar negara dan antar keluarga bangsawan mengakibatkan kemiskinan material dan rohani. Tradisi sehat ditinggalkan, pendidikan dan agama merosot. Kegelapan dan kejahatan juga menyusup ke kalangan gereja dan biara-biara. Gereja sangat membutuhkan pembaharuan. Martin Luther dkk membuang segala tradisi dan mengadakan reformasi dari luar. Lainnya seperti Ignatius dari Loyola dan Teresa dari Avila mengadakan reformasi dari dalam.
Angela seorang wanita yang ditangkap oleh Roh Kudus. Dan Roh Kudus itu selalu bekerja membaharui muka bumi. Angela membutuhkan waktu cukup lama untuk menemukan kehendak Allah bagi hidupnya. Di mana-mana ada kebutuhan mendesak baik di rumah sakit untuk pasien-pasien yang tidak bisa sembuh, karya pastoral, menolong keluarga yang retak, dan sebagainya. Kendati banyak sekali orang datang untuk meminta nasihatnya, Angela memakai waktu berjam-jam untuk berdoa, berbincang dengan Yesus, Amatore, Kekasihnya.
Lambat laun kehendak Allah menjadi jelas baginya dan ia menjadikan diri alat yang penurut di tangan Tuhan. Dalam sebuah penglihatan sudah lama berselang, ia melihat dirinya ditemani oleh banyak malaikat dan perawan. Sekarang penglihatan itu akan menjadi kenyataan.

Kompani Santa Ursula
25 Nopember 1535 Angela mendirikan Kompani St. Ursula. Ia dan para pengikutnya, 28 perawan, Ursulin pertama, membaktikan diri kepada Allah, tetapi bukan dengan hidup di biara seperti lazim di zaman itu. Mereka tetap tinggal di masyarakat, di rumah, di antara keluarga mereka.
Dan di mana saja mereka berada, mereka berusaha menjadi terang, garam dan ragi demi Kerajaan Allah. Angela inilah yang pertama kali membuka jalan bagi wanita-wanita untuk hidup menurut nasihat Injil secara radikal dalam sebuah tarekat sekulir. Angela meninggalkan tulisan-tulisannya, Regula, Nasihat dan Warisan sebagai pusaka bagi anak-anak rohaninya.
Kompani St. Ursula berkembang pesat dan tersebar ke banyak negara secara otonom. Dalam tahun 1957 mereka membentuk sebuah Federasi, Institut Sekulir Santa Angela Merici (ISSAM), Para anggotanya dikenal sebagai Ursulin Sekulir. Kompani dalam bentuknya yang asli dimulai di Indonesia dalam tahun 1989.

Religius Ursulin
Angela juga memberi hidup kepada banyak tarekat religius. Dalam kurun sejarah ada banyak kelompok religius yang mengambil Regular Santa Angela sebagai dasar hidupnya. Mereka dikenal sebagai biarawati Ursulin.
Mereka pun berkembang pesat dan tersebar di seluruh dunia sebagai kelompok-kelompok otonom. Dalam tahun 1900 Paus menyerukan supaya para Ursulin bersatu, maka dalam tahun itu lahirlah Uni Roma Ordo Santa Ursula. Menyusul uni-uni lain seperti Uni Kanada dan Uni Tildonk.

MENGENAL SANTA URSULA
Mengapa Angela Merici memilih Santa Ursula, perawan dan martir sebagai Pelindung Kompaninya?
Angela mempunyai devosi besar pada Santa Ursula yang pada waktu itu sangat populer. Ada banyak persamaan antara keduanya:
Keluhuran sejati Santa Ursula, keberaniannya menghadapi yang tidak dikenal untuk melaksanakan rencana Allah, ziarahnya ke Roma, getaran kegembiraan yang terjalin di seluruh kisah petualangannya, kegigihannya membela keperawanan sampai pada kemartiran, dan mungkin juga peranan Ursula sebagai kapten yang mengepalai laskar para perawan.
Semuanya itu pasti menyentuh jiwa Angela yang paling dalam, dan beberapa sikap batinnya rupanya dipinjam dari dongeng itu.
Martabat Ursula sebagai putri raja membangkitkan kehormatan Kompani: para anggotanya dipanggil kepada pesta nikah rajawi pesta dengan “Putra Allah” dan suatu saat nanti mereka akan menjadi “ratu yang mulia di surga”.
Angela melihat dalam diri Ursula seorang perempuan muda yang menantang laut bergelora dan menghadapi ketidakpastian karena diserahi suatu misi. Angela menyadari bahwa misinya untuk mendirikan Kompani juga menuntut keberanian, kesadaran dan keberanian sama yang telah membuat Ursula mengumpulkan perawan-perawan di sekitarnya untuk menjadikan mereka pengantin Kristus .
Keibuan rohani yang serupa menarik Angela kepada Ursula, sebagai pemimpin para perawan. Sukacita dan entusiasme yang sering disebut dalam dongeng itu juga mencirikan spiritualitas Merician.
Nama Santa Ursula sebagai Pelindung Kompani dipilih melalui kekuatan dan kuasa Roh Kudus. Dalam nama itu dijanjikan rahmat baru dari Yang Maha Agung kepada siapa saja yang bertekun dengan setia.
Juga dijanjikan rahmat kekudusan yang diberikan kepada Ursula dan kesebelas perawan, kebajikan yang memungkinkan mereka mengatasi diri dan mengalahkan kematian untuk sebagai pahlawan dan saksi iman membela keperawanan mereka.


LOVE EACH OTHER Rangkaian bunga, boneka, cokelat dengan tema Hari Kasih Sayang (Valentine's Day) terlihat indah dan penuh ci...